Sejatinya apa yang kau sebut sebagai pencapaian? Or achievement, you may say. Nama yang muncul di majalah, sebagai penulis? Foto terpampang di majalah sebagai narasumber? Pergi keluar negeri sendirian dan berkelana ke sana kemari tanpa takut kehabisan uang? Atau menjelajahi berbagai perpustakaan di Britania Raya untuk mengumpulkan bahan untuk penelitian? Atau bisa bayar cicilan mobil dan apartemen sendiri? Atau sesederhana ini: nggak minta uang tambahan dari orangtua di akhir bulan?
Dan yang mana yang telah saya capai? Apakah benar-benar itu yang saya inginkan untuk mengisi hari-hari yang kian terasa membosankan ini? Seorang teman pernah berkata, "Gue jelas tahu apa yang gue nggak suka tapi apa yang gue suka? Itu masih jadi pertanyaan besar." Nah!
Apakah memang serumit itu memutuskan dan mengklasifikasi apa saja yang disuka, dimau, nggak disuka, dan nggak dimau oleh diri ini? Yang sesungguhnya ia punya otak dan hati untuk memilihnya. Atau keduanya tak bisa memilih karena tak terbiasa memilih? Atau memang tak ada pilihan karena ia sudah beku dan jadi robot? Oh, ataukah tak ada yang harus dipilih dan diputuskan karena ia harus mengalir saja seperti air sungai dari puncak pegunungan ke hilir yang bermuara ke laut lepas? Apakah dengan begitu kau hanya akan menjadi orang yang tak berpendirian dan tak punya masa depan?Apakah itu berarti saya tak punya ambisi?
Bagi saya, yang tak jelas betul maunya apa dan tak tahu benar apa yang disukai, merumuskan hal seperti ini adalah mustahil. Tapi jika melihat orang lain yang begitu dan begini serta dapat ini dan dapat itu, jujur saja, perasaan iri itu begitu membuncah di dada, bikin sesak, dan ingin segera seperti mereka. Tapi saya sadar saja kalau itu hanya perasaan sesaat yang hanya bikin susah hati. Lima menit kemudian sudah lupa. Namun beberapa saat kemudian, biasanya sepulang dari kantor, dengan raga dan jiwa yang terasa lelah, saya jadi terpancing untuk punya pegangan. Setidaknya saya harus tahu, apa yang akan dihasilkan oleh batin dan jasmani yang lelah itu? Saya pun seharusnya tahu, pencapaian macam apa yang bikin saya bahagia luar dalam.
Jadi, apakah itu? Belum tahu.
Udah ngomel-ngomel, tetap saja tak ada simpulannya. Pointless. Hahaha. Mari menertawakan diri sendiri.