Atau memang itu yang sesungguhnya diharapkan?
Ah, tapi siapa yang ingin diliputi benci? Toh, itu tak
benar, ujar norma. Tidak boleh membenci, itu yang kau dengar sejak masih kecil,
bukan? Tidak ada yang benar dan sehat dari kebencian, begitu kata si bijak.
Lalu ketika kau membenci, apa yang akan kau lakukan?
Membiarkannya bersarang dan berkelindan hingga mengakar? Atau berbalik
membunuhnya perlahan? Tapi bukankah membunuh juga adalah hal yang jahat?
Betapa bencinya karena belajar untuk membenci. Demi suatu alasan yang egois: kewarasan diri.
Bandung dan Jakarta, le Octobre et Novembre 2014.