Friday, December 30, 2011

Sadly, Yes!

Ini lagu lumayan sudah lama sih. Another ciamik song, kalau menurut saya. Bisa banget Mas Jonas Bjerre memproduksi suara yang pas dan sesuai untuk suasana lagu ini. Musiknya lumayan segar bugar, tapi isinya.. yagitudeh. Nggak harus mendayu-dayu untuk bikin lagu yang "mengena" toh? Inilah lagu yang sering menemani ketika suasana hati sedang kacau-balau-galau.Lagu jaman skripsi banget. Hehe.


MEW - Sometimes Life isn't Easy


You're everything to me.
Celebrate the one you love,
The way it operates.


You're everything to me.
Celebrate the one you love,
The way it ought to be.


Thinking about everything.
Why did you stop?
You don't know what it's like.


Isn't that how it goes,
When you're lovesick?
Thinking about everything.


Don't you know sometimes,
When it feels like someone put a hex on you?
Well, I felt like that.
I was blaming myself.
I was cushioning my fall.


Hold my arms back when they beat me,
Leave me in the ditch where they kick me,
Sever my limbs and deceive me.


Sometimes life isn't easy.


Here we go.
Here we go.
I'm surprised in you,
Here we go.


Beside you,
And like you.
I'm lost in your doubt,
Scrolling, scrolling, scrolling.


Hold my arms back down when they beat me.
(Hold my arms back, try)
(I promise you...)
Water rise.


Don't you know sometimes,
When you can't see no end
To the tricks we play?


Sometimes life isn't easy.


Here we go.
Here we go.
I'm surprised in you,
Here we go.


Beside you,
And like you.
I'm lost in your doubt.


Here we go,
Here we go.
I'm surprised in you,
Here we go.


Beside you,
And like you.
I'm lost in your doubt.
Scrolling, scrolling, scrolling.


Safety net,
I regret
I am shaking.
(We know you are)
I am shaking


***


Pas banget kayaknya didengarkan sekarang, ditunjang dengan suasana Bandung yang sedang adem ini. Anggap saja kita sedang berada di Denmark bareng MEW. Cuss.

Bandung, le 30 Decembre 2011



Short Story


Boleh jujur? Saya, seperti orang lain, sejujurnya tidak suka ketika ditanya mengenai pekerjaan. Ya saya tahu, dengan jelas dan sadar, bahwa saya sudah lulus, punya ijazah, dan harusnya sudah bekerja. Tapi ya sudahlah, tidak usah diperpanjang, yang penting saya nyatanya bekerja, walaupun “pseudo”. Hahaha.

Intinya gini deh, sejak Oktober lalu dan sampai saat ini, saya punya pekerjaan. Dan tidak sepenuhnya minta uang dari Yang Mulia Kanjeng Ibu untuk beli sepasang, dua pasang sepatu. Habis perkara.

***
Tiga bulan ini, saya mengerjakan pekerjaan yang satu, sempat terdampar di pekerjaan kedua selama dua minggu, dan kemudian ada satu pekerjaan kecil di bulan terakhir. Hampir semuanya hal yang baru bagi saya, walaupun yang dua tidak terlalu jauh dari bidang yang saya pelajari sejak enam tahun lampau. *krik krik, lama ajah. *

Saya tidak bisa bilang semuanya seratus persen menyenangkan. Kadang membosankan dan justru terasa menjadi beban, ketika saya menjalaninya. Tapi, heii, itulah pekerjaan kan? Kalau terus-terusan menyenangkan, itu mungkin namanya hobi. Dan yang paling penting, saya belajar banyak dari pekerjaan-pekerjaan itu. Punya teman baru dan beberapa perspektif tambahan tentang bagaimana hidup ini harus dijalani. Deuh.

Yang satu mengantarkan saya untuk lebih peka terhadap perasaan sendiri, perasaan perempuan. Tahu apa yang sebenarnya perempuan mau. Tapi juga menyuntikkan ide-ide (tidak) segar bahwa perempuan itu bisa melakukan hal-hal baik dan tidak selamanya berpikir hanya tentang percintaan. Kamana atuh galau?!

Yang kedua mengantarkan saya untuk menyadari satu keburukan dan sejuta kebaikan dari belajar di (mantan) kampus saya yang berada di kaki Gunung Manglayang. Percayalah atas tempaan-tempaan yang pernah kita dapat, itu semua berguna di masa depan. Terutama di bagian “begadang” dan “pekerja yang mau disuruh-suruh”. Haha. Good news? Or even bad news?

Dari situ pula, saya menjadi sedikit tahu tentang dunia freelance. Sesuatu yang sebenarnya sangat saya takuti, ketika saya hanya bekerja dalam waktu yang singkat dan penuh dengan ketidakpastian. Ketika kamu memang hanya bisa mengandalkan diri sendiri, tanpa orang lain sama sekali. Simpulan yang mungkin salah.

Dan yang ketiga pernah mengantarkan saya berkeliling Asia-Afrika di suatu ruangan yang sesak dengan tarian dan lagu-lagu khas masing-masing daerah. Menyadarkan bahwa saya, kami, hanyalah setitik kecil organisme yang mungkin tidak ada gunanya di antara 7 miliar manusia yang kini menghuni dunia. Eh, tapi dari saya dan kami yang kecil itu mungkin bisa melakukan sesuatu yang berguna nantinya. Entah untuk saya sendiri, kami, atau bahkan untuk skala yang lebih luas.

Dari pekerjaan nomor tiga yang (sangat) singkat itu, saya tahu saya harus pergi dari sini. Kapan ya? Tahun depan yuk, temans. :D

Bandung, 30 Decembre 2011

Saturday, December 24, 2011

Comment ça va?

Haaiiiiii! *lambai-lambai centil*

Sudah lama sekali rupanya sejak saya menjejakkan jejak di sini. *Tutup muka, malu*. Banyak sekali yang sudah terjadi dua bulan terakhir ini dan saya alpa menuliskannya. Maaaaf. *Minta maaf ke siapa? Kayak ada yang baca. Ihik.*

Oke saya akan segera menuliskannya. Akan dan segera. Taulah itu artinya apa? :D