Friday, December 30, 2011

Short Story


Boleh jujur? Saya, seperti orang lain, sejujurnya tidak suka ketika ditanya mengenai pekerjaan. Ya saya tahu, dengan jelas dan sadar, bahwa saya sudah lulus, punya ijazah, dan harusnya sudah bekerja. Tapi ya sudahlah, tidak usah diperpanjang, yang penting saya nyatanya bekerja, walaupun “pseudo”. Hahaha.

Intinya gini deh, sejak Oktober lalu dan sampai saat ini, saya punya pekerjaan. Dan tidak sepenuhnya minta uang dari Yang Mulia Kanjeng Ibu untuk beli sepasang, dua pasang sepatu. Habis perkara.

***
Tiga bulan ini, saya mengerjakan pekerjaan yang satu, sempat terdampar di pekerjaan kedua selama dua minggu, dan kemudian ada satu pekerjaan kecil di bulan terakhir. Hampir semuanya hal yang baru bagi saya, walaupun yang dua tidak terlalu jauh dari bidang yang saya pelajari sejak enam tahun lampau. *krik krik, lama ajah. *

Saya tidak bisa bilang semuanya seratus persen menyenangkan. Kadang membosankan dan justru terasa menjadi beban, ketika saya menjalaninya. Tapi, heii, itulah pekerjaan kan? Kalau terus-terusan menyenangkan, itu mungkin namanya hobi. Dan yang paling penting, saya belajar banyak dari pekerjaan-pekerjaan itu. Punya teman baru dan beberapa perspektif tambahan tentang bagaimana hidup ini harus dijalani. Deuh.

Yang satu mengantarkan saya untuk lebih peka terhadap perasaan sendiri, perasaan perempuan. Tahu apa yang sebenarnya perempuan mau. Tapi juga menyuntikkan ide-ide (tidak) segar bahwa perempuan itu bisa melakukan hal-hal baik dan tidak selamanya berpikir hanya tentang percintaan. Kamana atuh galau?!

Yang kedua mengantarkan saya untuk menyadari satu keburukan dan sejuta kebaikan dari belajar di (mantan) kampus saya yang berada di kaki Gunung Manglayang. Percayalah atas tempaan-tempaan yang pernah kita dapat, itu semua berguna di masa depan. Terutama di bagian “begadang” dan “pekerja yang mau disuruh-suruh”. Haha. Good news? Or even bad news?

Dari situ pula, saya menjadi sedikit tahu tentang dunia freelance. Sesuatu yang sebenarnya sangat saya takuti, ketika saya hanya bekerja dalam waktu yang singkat dan penuh dengan ketidakpastian. Ketika kamu memang hanya bisa mengandalkan diri sendiri, tanpa orang lain sama sekali. Simpulan yang mungkin salah.

Dan yang ketiga pernah mengantarkan saya berkeliling Asia-Afrika di suatu ruangan yang sesak dengan tarian dan lagu-lagu khas masing-masing daerah. Menyadarkan bahwa saya, kami, hanyalah setitik kecil organisme yang mungkin tidak ada gunanya di antara 7 miliar manusia yang kini menghuni dunia. Eh, tapi dari saya dan kami yang kecil itu mungkin bisa melakukan sesuatu yang berguna nantinya. Entah untuk saya sendiri, kami, atau bahkan untuk skala yang lebih luas.

Dari pekerjaan nomor tiga yang (sangat) singkat itu, saya tahu saya harus pergi dari sini. Kapan ya? Tahun depan yuk, temans. :D

Bandung, 30 Decembre 2011

No comments:

Post a Comment