Luka (Sutardji
Calzoum Bachri)
Ha ha
Sudah, cukup sebaris saja rupanya Sutardji sampaikan
puisinya, jika bisa dibilang begitu. Tapi ah, memang begitu, ia penyair, puisi
adalah salah satu produknya. Sudah tidak diragukan lagi kepiawaiannya dalam
merangkai kata menjadi puisi. Dan rupanya, Seno Gumira kerap kali mengutip
puisi ini. Membekas rupanya.
Suatu kali, saya bertemu Seno Gumira di kampus saya. Waktu
itu sedang ada diskusi tentang buku Nagabumi yang ditulisnya. Ketika sampai ke
sesi pemberian hadiah, ia tanyakan itu pada peserta. Bagaimana isi puisi Luka
karya Sutardji, yang menjawab benar sepantasnya akan mendapat hadiah. Tapi,
ternyata tidak ada yang berhak. Dan kali kedua, saya sedang membaca pengantar
yang ditulis Seno Gumira untuk bukunya sendiri, Ketika Jurnalisme Dibungkam,
Sastra Harus Bicara. Ia menuliskan tentang puisi itu lagi. Mungkin Seno
gandrung pada puisi itu. Ia selalu menekankan bahwa dari satu puisi pendek,
yang selesai dibaca empat detik, bisa muncul berbagai interpretasi.
Saya juga tidak bisa mengira-ngira, apa maksud Sutardji
dengan puisi yang demikian pendek. Belum lagi antara judul dan isinya yang
begitu ironis. Apakah ia sedang merasakan luka yang begitu pedih, sehingga
tidak sanggup lagi menangis dan hanya bisa tertawa getir? Ataukah ia memang
menganggap semua luka adalah komedi, penghibur hati? Ataukah ia mau bilang
kalau hal yang lucu pun bisa menjadi luka? Atau sebenarnya tawa adalah luka?
Ah. Apa pula yang terjadi pada ia ketika ia sengaja atau tidak sengaja merampungkan
puisi satu baris itu? Atau energi dan inspirasinya habis tepat setelah menulis ha-ha itu? Ah.
Shen : How did you find peace? I took away your parents, everything, I scarred you for life...
Po : See that's the thing, Shen, scars heal.
Shen : No they don't... *wounds* heal.
Po : Oh, yeah... what do scars do? They fade, I guess...
Shen : I don't care what scars do...!
Po : You should, Shen. You got to let go of the stuff from past - because it just doesn't matter! The only thing that matters is what you choose to be now.
So, how to heal the scars? Or wounds? Or maybe that's true, like the wise men said, time heals all wounds?
Bandung, Le Septembre 2011
No comments:
Post a Comment