Mungkin benar ya, udara dingin bisa mengarah pada kegalauan.
Oh baiklah, Twitter makes word “galau” overrated. Yang ini, bukan semata-mata tentang percintaan, tapi “galau” pada akarnya, kacau tidak
karuan. Apalagi kalau udara dingin itu berpadu apik dengan buku yang sedang
dibaca. Bikin kepikiran. Hehe.
Suhu Bandung belakangan ini menyentuh angka belasan. Dingin-dingin asoy. 16-18 derajat Celsius sajah, pemirsa.
Jadi ceritanya saya sedang membaca buku Manjali dan Cakrabirawa dari Ayu Utami. Seperti biasa, ada satu dua
tiga kutipan yang menyentil rasa dan pikiran saya. Dikira akan hilang dalam
tempo waktu yang secepat-cepatnya, seperti apa yang terjadi biasanya. Ndilalah kok nggak ya? Sampai pagi ini
ternyata masih berputar-putar di otak. Penting banget emang ya? Halah.
Apa rupanya kutipan itu?
Jika kebetulan terjadi
terlalu banyak, apakah kita tetap percaya bahwa itu tidak bermakna? (Jacques,
hal.19)
Dang.
Dan lalu disambut dengan ini:
Jika kebetulan itu
terlalu banyak, artinya masing-masing dari kita memiliki peran. (Marja, hal.247)
Lalu ada apa dengan kutipan-kutipan itu? Nggak apa-apa sih, cuma
berasa sudah terpikir sejak lama tentang “kebetulan” itu. Setelah ada teman
yang bilang bahwa dia tidak percaya akan kebetulan. Dan sejak saat itu, setiap
ada kebetulan yang terjadi pada saya, saya langsung menganalisis apakah itu
adalah sebuah kebetulan atau bukan. Agak ruwet sih. Dan seringnya emang hanya
berakhir di analisis saja, tidak ada simpulannya. Haha.
***
Oh iya, mengenai buku ini, saya berikan poin 3 dari 5. Loh
bukannya buku Ayu Utami itu keren ya? Emh, entah, saya seperti tidak terlalu klik dengan buku ini. Seperti terlalu banyak yang ingin diceritakan dalam 247
halaman. Alurnya seperti terlalu lambat di awal, terlalu cepat di akhir.
Terlalu banyak yang terselesaikan dengan kebetulan yang terlalu cepat. Atau
memang saya juga tidak percaya dengan kebetulan? Ha.
Atau mungkin harus baca Bilangan Fu dulu ya?
Poin tiga yang saya sebut tadi itu untuk pilihan kata yang
menarik, cerita tentang kerajaan yang saya suka sekali, dan
pernyataan-pernyataan yang mudah dimengerti. Lumayan sih buat saya yang malas
baca buku yang terlalu tebal. Haha. *menatap Nagabumi yang berdebu di kardus*
Bandung, le 10 Janvier 2012
No comments:
Post a Comment