Monday, January 30, 2012

Atau?


Sampai sekarang, saya masih percaya bahwa ada hubungan antara pemerkosaan dan korupsi. Pokoknya, setiap masalah di Indonesia Raya ini, pasti akan berujung pangkal pada korupsi. Entah hubungannya akrab atau renggang, tapi saya percaya ada hubungannya. Sila tertawa saja, karena saya juga tidak punya alasan yang jelas atas ini, tapi pasti ada. #maksa
***
Dulu, di daerah Wastukencana ada satu billboard tentang korupsi. Gambar di billboard itu mengilustrasikan tentang anak sekolah yang nggak punya ruang kelas gara-gara dananya dikorupsi. Kesian pokoknya. Sejak saat itu, saya yakin banget kalau secara langsung, maupun tidak langsung, hidup kita terpengaruh oleh korupsi.

Misalnya gini, di kampung tempat saya KKN dulu, bangunan SD-nya jelek sekali. Masih bisa dipakai sih, tapi jelek banget. Menurut saya, dana renovasi dan pembelian alat-alat peraga itu sudah ada, tapi saya yakin dari atas sudah dikorupsi dan pas sampai di SD itu dananya jadi kecil sekali atau bahkan nggak ada sama sekali. Banyaklah ya contohnya kalau tentang sekolah rusak karena dananya dikorupsi.

Nah, terus kenapa di awal tadi saya bisa berkeyakinan kalau ada hubungannya antara pemerkosaan dan korupsi? Entah sih, ini sih alasan saya yang dibuat-buat, korupsi itu mengubah sistem sosial masyarakat. Langsung, maupun tidak langsung.

Orang banyak yang makin kaya karena korupsi, tapi banyak juga yang dimiskinkan karena korupsi. Fasilitas-fasilitas dan kesempatan-kesempatan yang seharusnya dibuat oleh uang yang malah dikorupsi itu jadi hilang. Misalnya, jalan yang bagus, subsidi untuk perbaikan angkutan umum, atau lainnya. Itu jadi nihil.

Mobil bagus juga makin berseliweran di jalan, ya walaupun nggak semuanya dibeli dari duit korupsi sih. Kalau pertumbuhan mobil itu nggak seheboh sekarang dan nggak ditambah dengan mobil-mobil hasil korupsi, jalanan pasti agak lengang dan masih banyak orang yang naik kendaraan umum. Kalau begitu, penghasilan abang angkot pasti stabil dan dia punya uang untuk membiayai kesenangan lain. Kesenangan yang bukan dengan memerkosa perempuan-perempuan yang menumpang di angkotnya.

Atau ini sebenarnya ekses dari pembangunan aja? As simple as that. Kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Titik? Atau? Atau? Atau? Atau abang angkotnya emang mesum dan tidak bisa menahan diri? Atau? Atau? Atau?

Gitu deh. Ruwet ya? Maaf deh. Haha.

Kapan-kapan mungkin bisa dibahas dari perspektif gender yang akan mengingatkan saya pada skripsi.

Bandung, 22 Janvier 2012

No comments:

Post a Comment