Saturday, December 1, 2012

Hola, Hostel!



“Liburan” kemarin itu sudah dipersiapkan sejak jauh-jauh hari. Tentu saja, karena telah didahului dengan bikin paspor dan beli tiket dan ini dan itu. Saya bersemangat sekali dengan liburan kali ini. Apa pasal? Yang pertama, GONG, ini perjalanan perdana saya ke luar Indonesia. Yang kedua, karena berniat melakukan haji kecil: menonton Sigur Ros dari dekat. 

Sejak tahun lalu, saya punya resolusi – kalau bisa dibilang begitu- untuk dua hal. Salah satunya, yaitu melancong ke luar negeri dan baru terlaksana tahun ini. Cupu sih, ya, umur segini baru bikin paspor dan baru sekali ke luar negeri padahal katanya sudah globalisasi. Haha. Malu sama bocah piyik yang masih merah dan dibawa ibunya ke kantor imigrasi untuk foto paspor. Bikin “surat izin” sendiri, tanpa calo, dan tak sampai lima jam di kantor itu. Beberapa hari kemudian kembali lagi untuk ambil paspor yang sudah jadi. Serba praktis. Setelah paspor di tangan, urusan pertiketan pun sudah ada yang urus. Yes!

Perjalanan pertama ini dekat saja, bukan ke Islandia, tempat asal Bang Jonsi dan kawan-kawannya. Cukup terbang 1 jam 45 menit ke negara tetangga yang kecil mungil itu. Bagi yang ingin dan tak sempat ke sana minggu lalu, silakan menunggu sampai pertengahan tahun ini. Gosipnya, mereka akan bertandang ke Indonesia *bersorak*. Selain menonton konser Sigur Ros yang amatlah epik itu, tentu pun saya menyempatkan berkeliling Singapura dengan beberapa alternatif: jalan kaki, naik MRT, dan naik bis. Sayangnya, tak sempat naik taksi. Menyenangkan! Trotoar lebar dan transportasi yang memadai serta nyaman bikin berkelana di Negeri Singa itu makin mudah. Ibaratnya, dilepas sendiri di sana pun pasti nggak bakal stres. 

Menginap di mana? Mungkin itu pertanyaan yang bakal sering diajukan. Saya menginap di hostel dan ini jadi sorotan selama liburan kemarin, selain konser Sigur Ros tentunya. Hostel seharga S$28 semalam itu cukup nyaman: dorm berisi empat kasur bertingkat; wi-fi gratis sepanjang hari; pasokan kopi, teh, dan coklat tak terbatas; kebersihan yang terjaga; kamar mandi dengan air panas; dan mudah diakses dengan sarana transportasi apapun. 

Kejadian yang tak terduga, kocak, plus awkward terjadi di hari kedua kami menginap. Kenapa pula? Karena di seberang ranjang saya ada orang yang melakukan hubungan seks. Iya, making love as in intercourse or bercinta, apalah itu, you name it! Haha. Saya dan si partner liburan belum bisa tidur ketika si dua orang ini datang dan memuaskan nafsunya di ranjang hostel. Jadinya harus nahan diri supaya nggak ngakak atau berdeham karena tak nyaman. Harusnya sih bisa ditegur atau bilang ke penjaga hostelnya, ya? Tapi malah jadi kami yang malu. Oh! Masih nggak habis pikir sih, mengapa si bule itu bisa-bisanya bawa PSK ke hostel dan making love di dalam dorm. Kasihan abang yang sudah tertidur kelelahan di ranjang bagian bawahnya. Kalau tak mampu sewa hotel, ya, bolehlah di taman atau di kamar mandi hostel saja. Jangan di kamar hostelnya yang tempat orang beristirahat dan di waktu orang beristirahat. Cideuk! Hahaha.Ini memang no picture, tapi tak hoax kok!

Ingin cerita tentang konsernya tapi sepertinya tidak sekarang. Semoga masih ada yang mau baca nanti, ya. Haha. 

Bandung, le 1 Decembre 2012

5 comments:

  1. Sebentar, jadi yg kopulasi bukan di kamar sebelah, tapi sekamar? :O

    ReplyDelete
  2. Iyaaaaa, depan bunkbed aku.
    Kalau mau nginep di hostel, jaga-jaga aja. Soalnya nggak bisa ditebak. Haha.

    ReplyDelete
  3. Oh, ini yang diceritain Flowi. Hahaha! Goblos :))

    ReplyDelete
  4. Mwahahaahahaha, jangan kayak gitu, ya, kalo nginep di dorm, Da! :)))

    ReplyDelete