Friday, April 26, 2013

Ingat Interior


(Nggak terasa) Sudah setahun ini, saya menyambangi beberapa toko furnitur untuk foto barang-barangnya dan kemudian dipajang di majalah tempat saya bekerja. Instruksinya mudah saja: cari tema, pilih-pilih barang yang akan difoto, bikin surat, dan jreng.. lalu foto di tempat yang bersangkutan. Iya, memang sesederhana itu kedengarannya tapi kenyataannya, lumayan. Hehehe.

Permasalahan yang paling sering ditemui adalah tentang ketersediaan dan variasi, apalagi saya butuh lebih dari 15 barang dengan tema yang sama. Berapa banyak sih toko furnitur di Jakarta Raya ini? Banyak, of course. Tapi jenis barangnya hampir mirip, kurang bervariasi. Misalnya, sekarang sedang musim barang-barang dari kayu, semua toko yang saya datangi pasti memajang benda yang sama atau hampir serupa dengan tema kayu. Kalau lihat contoh artikel dari Jerman, kok kayaknya enak ya di sana, banyak benda unik dengan warna-warna segar. Tapi untungnya, walaupun mepet atau lewat tenggat (ups!), furnitur atau dekorasi itu selalu terkumpul. Ayo, semua bilang "Amin" dan "Alhamdulillah"!

Tentang itu, saya pernah ngobrol dengan seorang creative director dari toko interior ternama di Senayan City, Jakarta. Dia bilang, memang orang Indonesia kurang suka bermain warna di hunian mereka. Yang lebih dipilih adalah warna-warna netral, seperti putih, perak, krem, bernuansa kayu, dan sejenisnya. Warna-warna gonjreng, seperti merah, hijau, kuning, dan lainnya kurang diminati. Mungkin takut salah padu padan warna atau memang simply nggak suka warna-warna terang yang kadang cuma jadi tren musiman. Jadi, main aman saja. Kalaupun ada yang suka, pilihan jatuh ke printilan atau aksesori, seperti pajangan, jam dinding, atau bantal.

Jadi, untuk memenuhi kebutuhan artikel tentang home & living itu, saya sering jalan-jalan ke Kemang atau ke beberapa wilayah lainnya, jalan kaki menyusuri jalanan sempit yang jarang ada trotoarnya, dan masuk ke beberapa toko penjualan furnitur dan teman-temannya. Dan ajaibnya, meski terkadang agak susah nyarinya dan agak ribet angkutan umumnya, tapi selalu nemu tempat yang bikin ingin nangis terharu karena berjasa dalam penyelesaian artikel saya. Beberapa mungkin akan di-posting di sini. Yeay! *bohong pasti. :p*


Salah satu tempat favorit


Berkunjung ke tempat-tempat seperti itu, awalnya memang terasa seperti kewajiban dan hanya demi kebutuhan artikel. Tapi lama-kelamaan, dhuaaar, saya seperti diingatkan lagi keinginan di masa lalu: jadi desainer interior atau arsitek. Hahahahiks. Jadi punya kebutuhan untuk berkunjung ke toko interior atau furnitur dan betah banget sampai malas pulang. Haha. Inginnya kayak Summer dan Tom yang keliling IKEA dan tidur-tiduran di kasurnya. :p

Untungnya di sini belum ada IKEA dan tugas saya nggak seribet tugas desainer interior. Horray!

Jakarta, le 26 Avril 2013


2 comments:

  1. hi, its me again, anonymous, we are legion, we do not forgive, we do not for... justkiddin. i have no blog, so i tend to crash on other's. kerjaannya asyik banget, i do have ikea here and i know you'll like it as much as i do. Tapi pasti lebih seru nemu toko antik/vintage2 di jakarta spt yg ada fotonya itu. nice blog, btw, madrimian artinya apasih?

    ReplyDelete
  2. So you better start your own blog. Haha. Ya, lumayan sih kalo dapet toko yang bagus dan sesuai keinginan.

    Sebenernya lupa Madrimian itu artinya apa. Pernah baca di satu buku dan suka aja sama nama itu. But as i remember, it's from Madrim, Nakula & Sadewa's mother. Kalo nggak salah inget loh yah. Hehe.

    ReplyDelete