Monday, September 2, 2013

Ocehan Pejalan

Serenity.

Kalau ada yang bilang life is a journey, maka saya akan mengiyakan. Lalu jika ada yang bilang life is an absurd journey, maka saya akan angguk-angguk menyetujuinya. Tambah lagi, misalnya ada yang bilang life is a long absurd journey, saya akan mengamininya dengan lantang.

Di tengah lelah menjalani hidup yang tak bisa terduga, hebat juga manusia-manusia yang bisa terus bertahan hingga di akhir hayatnya. Ketika banyak juga yang memutuskan untuk segera mati dan mengakhiri perjalanan, maka adalah sebuah keberanian untuk melanjutkan hidup yang tak selalu mudah dan kadang terlalu berliku.

Maka tak salahlah –bagi yang memilih hidup–  jika mengambil jeda sejenak. Duduk bersandar pada pohon yang teduh. Menenggak air dingin atau teh rasa peppermint yang melegakan kerongkongan. Menghela napas sedalam mungkin hingga oksigen memenuhi rongga paru-paru. Dan mengudap sekerat roti untuk menambah tenaga. Atau berbelok sedikit dari tujuan untuk mendapatkan penghiburan.Atau juga pejamkan mata berdetik-detik agar tercapai lagi keseimbangan yang seharusnya.

Maka berterimakasihlah pada semesta jika masih ada orang yang mau menemani berjalan menyusuri ketidakpastian. Sebagai tempat berbagi lelah yang dirasa dan menyandarkan tubuh di kala goyah. Dengarkan ocehan-ocehannya yang kadang tak masuk akal karena dehidrasi dan delusi. Biar berbalas argumen yang tak bakal berujung. Genggam erat jemarinya karena tak tahu hingga kapan ia betah menemanimu berjalan bersisian. Lepaskan tawa tanpa beban yang mengurangi rasa jengah yang mendera.

Setelah perbincangan di akhir minggu bersama beberapa teman baik.

Jakarta, le 1 & 2 Fevrier 2013

2 comments:

  1. jadi, inti cerita ini adalah...udah ketemu nit 'temen seperjalanan'nya? >:))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Udah dong, kan itu dibilangin bahwasanya tulisan ini adalah hasil mengobrol bersama bbrp teman baik. They are my best travel buddy. Wlek. Hahahha.

      Delete