Saturday, June 12, 2010

Can't You See That My Pain's So Real?

Wah, sudah sekian hari dan saya melanggar janji pada diri sendiri. Janji untuk mengunggah cerita ke blog, satu cerita per hari. Gagal sudah. Hahaha. Pasti si Andi bakal senang sekali karena ketidakkonsistenan saya ini. Sebenarnya banyak yang ingin diceritakan, dari yang dangkal, sampai dangkal sekali. tapi apa daya, hambatan memang berasal dari dalam diri. Haha. Malas akut luar biasa. Dan pula procrasinator sejati, si saya ini.

Sekarang, mumpun sedang geje di rumah, marilah kita coba urai satu-persatu hal yang ingin diceritakan. Dan kita mulai dari hal yang paling aneh sedunia raya.

Jadi begini ..

Sudah dua hari ini, ada benjol duduk manis di jidat saya. Apa ya bahasa halusnya jidat? Oh ya, dahi (terima kasih buat Alien yang sudah mengingatkan. Gini doang lupa. :p). Mengapa benjol tersebut ada di dahi saya? Cerita ini absurd. Dan, tentu saja, membuka aib (baca: kebodohan) saya sendiri. Tapi tak apalah. Supaya jadi pelajaran, jangan bodoh seperti saya. :p

Jika Kau bisa bayangkan, kemarin kami ke ATM Centre di BEC. Letaknya berdekatan dengan loket pembayaran parkir. Annelis dan saya menemani Kiki untuk mengambil uang di ATM tersebut. Transaksi selesai, saya dan dua sahabat terbaik itu keluar dari ATM Centre.

Ketika kami keluar, sebuah mobil melintas dan membayar uang parkirnya dengan santai. Tiba-tiba, entah kenapa, saya yang tidak santai. Melihat akan ada mobil selanjutnya yang membayar parkir, maka saya berlari. Entah kenapa, seperti refleks saja saya berlari. Padahal, si dua sahabat terbaik itu masih berjalan dengan santainya.

Ketika saya sudah sampai di dekat loket pembayaran parkir, masih agak berlari, mereka berteriak. Saya tidak mendengar jelas kata-kata apa yang mereka teriakkan. Yang saya tahu, ada sesuatu yang menimpa kepala saya dengan sangat keras. DHAAAAAAARRR. Boleh saya ulangi lagi? Dengan sangat keras. Lalu saya berbalik ke belakang dan bertanya pada kedua sahabat terbaik, “Apaan teriak? Eh, tadi yang nimpa aku apa sih?”

Ya seperti yang sudah Anda tebak. Saya terkena palang loket parkir otomatis. Berhubung musibah tersebut juga menyebabkan saya terjatuh, jadilah memar tidak hanya di dahi. Setelah sampai rumah baru saya periksa, ternyata lutut juga memar dan ada bagian kecil di kaki saya yang juga luka karena kegesrek aspal. Jadi mohon saja dibayangkan, berapa kecepatan palang tersebut dan bagaimana sakitnya jidat saya yang terkena palang tersebut. Saya hanya memegangi kepala saya. Untuk mencegah si kepala atau mata saya jatuh. Karena rasanya seperti ada bagian yang tercerabut dari muka ditambah peureus (ungkapan Sunda. Perih seperti jika ditampar). Setelah kejadian itu, kedua sahabat terbaik hanya bisa menanyakan, apakah saya baik-baik saja, berulang-ulang kali. Saya jawab, baik-baik saja, tinggal menunggu benjol.

Dan benar saja, tidak lama berselang, tidak sampai dua menit, si benjol lalu muncul. Dan malam harinya, seperti yang juga saya bisa prediksi, kepala saya pusing setengah mampus. Ahaha. Maaf, agak lebay. Untungnya belum ada lebam berwarna biru. Jadi tidak seperti kena kekerasan dalam rumah tangga.

Ya intinya, kebodohan ada pada saya. Segala kesempurnaan memang hanya ada pada Tuhan. :D Maksudnya, entah apa yang terlintas di pikiran saya, maka saya memutuskan lari. Padahal, saya jelas-jelas tahu ada mobil yang telah membayar dan berarti si palang tersebut akan menutup secara otomatis setelahnya. Hadeuh. Dan bisa-bisanya, saya tidak sadar akan apa yang menimpa saya kecuali setelah si dua sahabat itu mengatakannya.

Beberapa kali saya melihat mobil yang terkena palang parkir ini. Pernah juga melihat anak kecil yang terkena palang parkir ini, hingga si palang parkir patah. Awalnya memang sudah agak rusak tapi karena kena kepala si anak, jadi patah. Kejadian tersebut saya lihat di Tamini Square. Seorang bapak, mengendarai motor, ia menerabas palang parkir setelah satu mobil membayar parkir. Berhubung palang itu otomatis, jadi setelah satu kendaraan keluar, maka palang tersebut menutup. Dan ketika palang tersebut akan menutup, si bapak tadi melaju. Maka, dhuaaar, yang terkena si palang parkir adalah anaknya, yang berada di tengah. Dan bukan ibunya atau bapaknya, yang berada di belakang atau di depan si anak. Bisa diduga si anak menangis sekeras-kerasnya.

Dan ternyata kejadian tersebut terjadi pada saya. Can’t believe that. Benjol akibat hantaman palang tersebut masih terasa. Kepala pun masih sedikit pusing. Yang penting, mata saya tidak terkena imbasnya. Amin. Dan semoga, saya tidak tambah tolol karena kejadian ini. Hahaha.

Saya tidak tahu bagaimana ekspresi si mbak penjaga loket pembayaran parkir tersebut. Dan bagaimana pula ekspresi orang yang ada di mobil belakang yang berusaha saya hindari itu. Ekspresi saya, tentu saja, meringis kesakitan. Dan di waktu yang sama juga nyengir dan tertawa menertawakan diri sendiri. Konyol. Ekspresi si dua sahabat terbaik? Tertawa sambil khawatir. Mau ketawa, kasian ke saya. Tapi kalo kejadiannya konyol, amat-sangat pantas untuk ditertawakan.

Yang penting abis itu makan pempek.

** ungkapan dua sahabat terbaik hanya akan ada di posting-an ini. Cih. Hahahaha.


Bandung, le 12 Juin 2010

diedit le 15 juin 2010. Karena si annel mengingatkan bahwa ada detail yang terlupa.

baca aja lagi. kalo yang udah baca mungkin ngeh dimana yang kelupaannya. :D

5 comments:

  1. geblek!!!!gw ga berani bayangin rasa sakit dan malunya kayak apa!!!!!:P

    tapi kok agak aneh ya,,seumuran lo *entah bagaimana* bisa ketimpa portal parkir!!!!!
    *mo ketawa tapi nggak enak* :D

    ReplyDelete
  2. maaaaaaaakkk..
    hahaha. gue aja menyadari sepenuh hati kebodohan gue, mbok.
    gue aja ngetiknya sambil ngakak.
    aneh emang nihhh.. aneh benjet kejadian kemaren itu. :))
    malunya dahsyat. mudah2an orang yang di mobil belakang bukan siapa-siapa. atau jangan sampe dya adalah orang yang berprospek menjadi pujaan hati. :))))

    ReplyDelete
  3. bodoh :))
    jadi makin bego gak yah? ketimpa portal dan terlalu banyak mengkonsumsi msg.
    ketawa lagi ah.
    BWAHAHAHAHAHAHAHA

    ReplyDelete
  4. eh, emang pada nggak bisa santai nih ya ketawanya. sial. asalnya udah nggak akan diposting. tapi ini pengalaman yang harus dibagi agar orang2 tidak sebodoh gue. *mulia sekali yah tujuannya. :D

    ReplyDelete