Wednesday, September 21, 2011

Mau Dibawa Kemana?


How far can you go? Bukan, maksudnya bukan tentang sejauh mana kita bisa melangkah, memaksimalkan diri kita. Tapi sejauh mana kita bisa meninggalkan diri kita atas semua perubahan yang mungkin terjadi?

Seorang teman bertanya dalam akun Twitter-nya, “Pernahkah kamu merindukan dirimu yang dulu?”. It caught me in the right time. Ia mengungkapkan apa yang juga saya pertanyakan sedetik sebelum saya melihat tweet-nya tersebut. Saya lega saya tidak sendirian. Tidak sendirian berubah, tidak sendirian mempertanyakannya, tidak sendirian merindukan sesuatu yang pernah singgah. 

Sejak lulus dari SMA, saya selalu merasa sebagai orang yang tidak berubah. Saya tetaplah saya, hanya saja berbeda kemasan. Dulu pakai seragam putih abu, sekarang lebih sering pakai t-shirt yang nyaman dipakai dan jeans. Tentu saja yang satu itu berubah, karena kuliah memang tidak mewajibkan saya pakai seragam ‘kan? Hah. 

Tapi maksudnya, lebih dalam dari perihal seragam, saya tidak menyadari diri saya berubah. Saya menganggap orang lain lebih memiliki perubahan yang signifikan dari saya. Dari pemikiran, gaya berbusana, gaya bicara, prinsip, dan lain-lain. Baik atau buruk? Relatif. Tapi seharusnya perubahan itu sendiri adalah hal yang baik karena tidak memerangkap kita dalam satu fase saja. Masalah berubah ke arah yang baik atau buruk? Ya itu yang relatif. 

Saya menolak mengatakan diri saya berubah. Saya pikir, hidup saya ya begitu-begitu saja, tidak ada pencapaian yang berarti. Cuma kuliah, volunteer sana-sini, cekakakan di belakang gedung satu, begini begitu. Berbeda dengan teman-teman saya yang sepertinya begini begitu begini begitu, begini lagi, begitu lagi. Sekolah di sini, kerja di sini, pindah ke sini, dan pindah ke sana. Pokoknya, perubahannya itu nyata terlihat.

Namun, semakin larut saya dalam hening, semakin saya bertanya ‘jangan-jangan justru saya yang sangat banyak berubah?’. Ya saya tahu, seharusnya perubahan itu memang telak terjadi. Tidak ada ‘ketika’ yang persis sama toh? Dan tentu, kita tidak bisa memaksakan semuanya terus sama ‘kan? Seperti kata orang bijak, yang tetap dari perubahan adalah perubahan itu sendiri. 

Apa yang berubah dari saya? Tentu banyak yang menyadari. Kebiasaan, pola hidup, pemikiran, pandangan, prinsip, dan beberapa hal lainnya. A lot, eh? Dan saya tidak bisa mengatakan semuanya itu baik buat saya. But I’m working on it, I try to define what’s good to me, and what’s not. There’s still a line. Ada fase-fase yang saya rasa membuat saya harus berubah agar saya belajar. Dan bukan tidak mungkin, selanjutnya saya akan tinggalkan perubahan itu. Kembali pada saya yang dulu atau berubah lagi ke arah lain. Semacam labil? Hahaha. 

Kadang saya takut saya terlalu jauh dari saya yang dahulu, dengan prinsip-prinsip tertentu yang saya pegang. Namun, saya tahu bahwa orang-orang sekitar saya begitu bijak untuk membiarkan saya berubah dan juga tetap menjadi pengingat saya agar tidak berubah terlalu jauh. In a mean time, we all are change, right? 

Maaf capruk! :))

Bandung, le 19 Septembre 2011


No comments:

Post a Comment